6 Lembaga Dunia Siap Biayai Rumah Murah Ramah Lingkungan di Indonesia
Rumah Murah Jadi Prioritas: Indonesia Dapat Dukungan Global

InteriorKita.com - Krisis perumahan yang terus berkembang di Indonesia kini mulai mendapat angin segar dari komunitas internasional. Seiring pertumbuhan penduduk dan keterbatasan lahan, kebutuhan akan hunian yang layak dan terjangkau semakin mendesak. Pemerintah Indonesia tak tinggal diam dan mulai menjalin kerja sama strategis dengan berbagai lembaga internasional.
Dalam upaya mempercepat pembangunan rumah murah serta merenovasi hunian tak layak, pemerintah merancang program berskala besar yang tak hanya fokus pada kuantitas, tapi juga kualitas. Konsep green housing atau hunian ramah lingkungan menjadi acuan baru untuk menciptakan perumahan yang sehat, hemat energi, dan berkelanjutan.
Melihat keseriusan ini, sejumlah organisasi keuangan internasional memberikan respons positif. Mereka tak hanya memberikan dukungan moral, tapi juga siap mengucurkan dana besar dengan skema pembiayaan yang ringan. Langkah ini menjadi harapan baru bagi jutaan keluarga Indonesia yang mendambakan rumah layak huni dengan harga terjangkau.
6 Organisasi Internasional Siap Biayai Renovasi Rumah di Indonesia
Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP), Fahri Hamzah, mengungkapkan bahwa enam organisasi internasional telah menyatakan kesiapan mereka untuk mendanai program renovasi rumah murah di Indonesia. Langkah ini diharapkan mampu mempercepat upaya pemerintah dalam menyediakan hunian layak bagi masyarakat, terutama di kawasan padat dan berpenghasilan rendah.
Enam lembaga tersebut antara lain adalah World Bank (Bank Dunia), Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), Islamic Development Bank, German Infrastructure Development (GID) dari Jerman, serta beberapa organisasi lainnya. Menurut Fahri, semua pihak sudah menunjukkan komitmen untuk memberikan pembiayaan dengan bunga yang sangat rendah.
“Mereka sudah commit memberikan pembiayaan dengan bunga yang sangat murah, terutama untuk renovasi perumahan secara masif,” ujar Fahri usai menghadiri Silaturahmi Nasional (Silatnas) Apersi di Jakarta, Senin (21/4/2025).
World Bank Pimpin Dukungan Global dengan Dana Triliunan
Di antara semua lembaga tersebut, World Bank menjadi yang paling agresif dalam hal pendanaan. Lembaga ini setidaknya telah mengalokasikan dana sebesar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 16 triliun khusus untuk proyek renovasi rumah di Indonesia. Dana ini akan digunakan untuk memperbaiki ribuan unit rumah yang saat ini tidak layak huni.
Fahri menambahkan, dengan adanya ketertarikan tinggi dari World Bank, lembaga lainnya pun akan semakin antusias untuk ikut serta. “Kalau World Bank sudah berminat tinggi, yang lain akan ikut semua,” tegasnya
Fokus pada Konsep Hunian Hijau dan Berkelanjutan
Lebih dari sekadar perbaikan fisik, program renovasi ini juga menekankan pada konsep green housing. Rumah-rumah yang direnovasi akan mengadopsi prinsip ramah lingkungan, seperti penggunaan material hemat energi, ventilasi yang baik, serta pengelolaan limbah yang terintegrasi. Langkah ini sejalan dengan komitmen global untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan lingkungan hidup yang sehat.
Fahri menekankan bahwa perhatian dunia internasional terhadap program rumah hijau ini menjadi peluang emas bagi Indonesia untuk meningkatkan standar perumahan. Dengan kolaborasi lintas negara, proyek renovasi ini diharapkan menjadi contoh keberhasilan pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
Baca Juga:
Posting Komentar